Makanan yang telah hancur lembut
saat dimasak, tentu saja amat
memudahkan kerja pencernaan
lambung. Ibarat mesin, jika kerjanya
relatif ringan, mesin itu akan lebih
awet. Begitu juga lambung.
Lambung bekerja keras jika makanan
itu berasal dari bahan nabati yang
seratnya lebih keras dan padat.
Namun, kini sudah banyak makanan
yang tidak perlu dikunyah puluhan
kali sebelum ditelan. Dengan kata
lain, cukup langsung ditelan.
Memang, jenis makanan seperti itu
meringankan kerja lambung. Akan
tetapi, bagaimana halnya dengan
kesehatan gigi? Ini yang perlu
dipertanyakan.
Para arkeolog mencatat bahwa
keadaan gigi fosil-fosil nenek
moyang manusia pada umumnya
baik, padahal... hampir dapat
dipastikan bahwa saat ini cara
merawat dan memelihara gigi belum
selengkap sekarang. Selain
sarananya belum memadai,
teknologi di bidang kesehatan gigi
pun belum semaju sekarang. Lalu, di
mana letak rahasianya? Jawaban
yang paling bias diterima adalah
pada jenis makanannya.
Manusia zaman dahulu sebagian
besar makanannya berasal dari
bahan nabati, termasuk buah-
buahan. Untuk itu, mereka biasa
mengunyah kuat dan dalam waktu
lama. Dugaan bukannya tanpa
alasan dan dukungan yang kuat.Para
pakar kesehatan di Amerika sejak
lama mengumumkan hasil
penelitiannya, yakni anak-anak yang
biasa mengunyah lebih lama,
cenderung memiliki gigi yang lebih
bersih dan kuat.
Risiko terserang penyakit gigi bagi
mereka relatif kecil. Ditambahkan
pula bahwa mengunyah dalam
waktu yang lama makanan dari
nabati, khususnya buah-buahan,
akan menunjang kesehatan
gigi.Secara umum, orang
berpendapat bahwa buah-buahan
berguna sebagai pencuci mulut
sehabis makan. Selain menambah
kandungan karbohidrat dan vitamin
pada makanan pokok, juga
membersihkan sisa-sisa makanan di
celah gigi. Namun, hasil penelitian
pakar tersebut menunjukkan lebih
dari itu. Setiap melakukan kunyahan,
berarti pula merangsang timbulnya
air liur.
Semakin banyak mengunyah,
semakin banyak pula air liur yang
keluar. Dalam lima menit
mengunyah, air liur yang tertinggal
di mulut jumlahnya ratusan kali lebih
banyak dibandingkan saat diam
(tidak mengunyah).Air liur
mengandung beberapa zat,
termasuk kalsium yang dapat
membentengi email gigi dari
kerusakan. Dengan begitu,
kesehatan gigi akan lebih terjaga.
Bahkan, ada sebagian pakar
kesehatan gigi yang berpendapat
mengunyah buah-buahan selama
lima menit, lebih baik dan efektif
daripada menggosok gigi.
Tentunya anggapan pakar
kesehatan itu bukan bermaksud
yang sudah mengunyah buah-
buahan tidak perlu menggosok
gigi.Keadaan masyarakat sekarang
tidak sama dengan masyarakat
nenek moyang kita di zaman batu.
Oleh karenanya, tidaklah cukup
mengunyah buah-buahan saja untuk
memperoleh kesehatan gigi yang
baik. Ada estetika pergaulan yang
sepertinya menuntut semua orang
untuk biasa tersenyum cerah
dengan gigi sehat. Aromanya yang
senantiasa harus segar sepanjang
waktu.
Kesehatan gigi tidak dapat tercipta
dalam sekejap. Itu sebabnya, orang
harus membiasakan diri menjaga
kesehatan gigi. Sejak dini, anak-anak
mesti diajarkan mengunyah
makanan, khususnya makan buah-
buahan dalam frekuensi kunyahan
yang cukup. Selain itu, selalu
mengingatkan mereka jika lupa
menggosok gigi. Orang tua dahulu
pernah berkata, ”Kunyahlah
makanan 28 kali.” Pesan ini
memang terasa manfaatnya sampai
kini.